Tuesday, July 19, 2011

Persiapan Menyambut Ramadhan

Ramadhan merupakan bulan yang sangat mulia karena didalamnya banyak terdapat keutamaan yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan lainnya, seperti pahala yang berlipat ganda, pengampunan atas segala dosa, bulan yang penuh keberkahan, dan bulan tarbiyah (pendidikan) untuk mencapai derajat takwa.

Pertama yang harus kita persiapkan adalah kondisi ruhaniyah dan jasmaniyah kita. Puasa sunnat di bulan Sya'ban merupakan cara untuk melatih ruhaniyah kita untuk menghadapi puasa di bulan Ramadhan. Kita udah mulai melatih diri untuk senantiasa melakukan kebaikan dan berusaha menghindari perbuatan dosa. Dengan demikian, ketika Ramadhan tiba, kita bisa menghadapinya dengan tenang dan penuh sukacita. 
Bagi sebagian orang, puasa merupakan ibadah yang cukup berat, karena dalam jangka waktu seharian penuh harus menahan makan dan minum. Kadangkala orang yang baru pertama kali puasa, merasakan gejolak fisik seperti lemah badan, demam atau panas dingin dan sebagainya sebagai akibat penyesuaian diri. 

Oleh karena itu, Rasulullah SAW menganjurkan kepada kita agar kita memperbanyak puasa sunnah pada bulan Sya’ban dengan cara memberikan contoh langsung dan aplikatif. ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata: “Rasulullah saw berpuasa, sampai-sampai kami mengiranya tidak pernah meninggalkannya”. Demikian dalam riwayat Bukhari dan Muslim. Dalam riwayat lain dikatakan bahwa: “Beliau melakukan puasa sunnah bulan Sya’ban sebulan penuh, beliau sambung bulan itu dengan Ramadhan”. (Hadits shahih diriwayatkan oleh para ulama’ hadits, lihat Riyadhush-Shalihin, Fathul Bari, Sunan At-Tirmidzi dan lain-lain).

 Anjuran tersebut dikuatkan lagi dengan menyebutkan keutamaan bulan Sya’ban. Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Rasulullah saw. Katanya: “Ya Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa pada bulan-bulan yang lain sebanyak puasa di bulan Sya’ban ini? Beliau saw menjawab: “Itulah bulan yang dilupakan orang, antara Rajab dan Ramadhan, bulan ditingkatkannya amal perbuatan kepada Allah SWT Rabbul ‘Alamin. Dan aku ingin amalku diangkat sedang aku dalamkeadaan berpuasa”. (HR An-Nasa-i).

 Kedua,  Persiapan Materi.
Jangan lupa, di bulan Ramadhan ini, kita juga harus mempersiapkan materi yang cukup. Memang, sebagian besar tingkat konsumtif masyarakat Indonesia lebih di bulan ini. Namun, kita jangan sampai terjebak euforia berbelanja dan persiapan yang seba "wah" untuk menghadapi Idul Fitri. Tidak ada salahnya kita meningkatkan sedikit tingkat konsumtif kita, namun jangan sampai berlebihan dan memaksa diri. 

Jangan sampai kita lupa, di Bulan Ramadhan, pahala sedekah, zakat, infaq Allah balas berlipat ganda. Sangat dianjurkan untuk bersedekah meskipun sebiji kurma, seteguk air atau sesendok mentega. Rasulullah saw pada bulan Ramadhan ini sangat dermawan, sangat pemurah. Digambarkan bahwa sentuhan kebaikan dan santunan Rasulullah saw kepada masyarakat sampai merata, lebih merata ketimbang sentuhan angin terhadap benda-benda di sekitarnya. Hal ini sebagaimana diceritakan oleh Ibnu Abbas RadhiyaLlahu ‘anhu: “Sungguh, Rasulullah saw saat bertemu dengan malaikat Jibril, lebih derma dari pada angin yang dilepaskan”. (HR Muttafaqun ‘alaih).
Nah, bagaimana kita bisa bersedekah, kalau kita saja tidak memiliki materi yang cukup di Bulan Ramadhan. Oleh karena itu, harus kita persiapkan dari sekarang.

Yang terakhir, kita harus memiliki persiapan fikriyah (Persepsi/Keilmuan tentang Ramadhan).
Minimal, kita harus memiliki persepsi yang utuh mengenai Ramadhan dan keutamaannya. Kemudian dibarengi dengan pengetahuan mengenai ibadah-ibadah yang disunnatkan di Bulan ini yang mengantarkan kita kepada derajat ketakwaan. (Rf)

Dikutip dari berbagai sumber



No comments: